Oleh : E.Rahman, S.Pd.
Kecemasan selalu hadir diantara riak waktu.Merambat, menerobos, lalu mengalir dengan deras ke sela-sela ventilasi keseharian kita.Dalam prakteknya, kecemasan sering kali menguras daya dan pikiran.
Itulah sebabnya, saat kecemasan membanjiri dan meredam hati, pada saat yang sama parameter iman kerap tersungkur pada titik minimalis.Ujungnya banyak diantara kita yang mengalami stress, stroke, dan akhirnya stop alias mati.Gejala stress pada umumnya dimulai dari rasa sakit.Entah itu sakit secara fisikmaupun sakit secara jiwa.
Pada hakikatnya, kecemasan, kegelisahan dan ketakutan adalah jejaring yang sengaja Allah SWT ciptakan untuk kita.Namun demikian, banyak diantara kita yang tidak memahami makna cemas dan kegelisahan tersebut.Kita bahkan sering menilai kegelisahan, kecemasan dan ketakutan adalah sebuah penyakit kronis.Sehingga banyak diantara kita yang sekuat tenaga mencari obat atau menghindari fenomena yang satu ini.
Mengapa Allah yang Maha Agung menciptakan kecemasan kepada kita? Bagaimana kiat meredam keresahan menurut petunjuk Rasulullah SAW ?
Menghadapi kecemasan
Ada kisah menarik yang dialami seorang rekan.Beliau sebut saja, Fulan.Fulan adalah seorang kepala rumah tangga yang sudah dikaruniai dua orang anak.Ia sudah mendayuh bahtera rumah tangganya sekitar sepuluh tahun.Fulan adalah seorang suami yang baik dan bertanggug jawab.Karenanya, ia berusaha keras untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Salah satunya, setiap hari ia berangkat ke kantor pagi-pagi.Pulang ke rumah menjelang petang atau malam hari.Fulan bekerja di sebuah yayasan sosial di kota Bandung.Selama lima tahub bekerja Fulan tak pernah mengelu.Apapun tugas yang dibebankan atasannya, ia lakukan dengan khidmat.
Setelah lima tahun bekerja, tiba-tiba ketenangannya terusik.Kondisi itu disebabkan karena yayasan sosial dimana ia bekerja mengalami stagnasi.Stagnasi itu dilatar belakangi oleh pengelolaan yayasan yang gonjang ganjing.
Menurut kabar yang ia terima, sebagian besar karyawan terpaksa akan dirumahkan.Konon yayasan tak lagi sanggup untuk membayar kewajibannya kepada karyawan.Menyikapi Fenomena tersebut, istri Fulan gelisah, cemas dan takut.Berkali ia mengeluh dan merasa khawatir suaminya termasuk daftar tunggu yang akan di PHK.
Menghadapi situasi "genting" seperti itu Fulan tetap kelihatan tenang.Meskipun, sesekali kadang ia pun merasakan kegetiran yang bakal menimpa diri dan keluarganya.Beberapa hari yanglalu ia merasakan tak nyeyak tidur dan makan.Pikirannya dibalut oleh kecemasan PHK yang siap menerkamnya.
Meredam Kecemasan
Kegetiran Fulansuatu hari tiba-tiba mereda.Meredanya kegelisahan itu disebabkan oleh nasehat guru spritualnya.Nasehat itu antara lain, pertama, keresahan, kegelisahan, dan ketakutan sebenarnya adalah nikmat dan karunia dari Allah bagi orang beriman.Artinya, keresahan yang tengah menggerogoti hati kita menunjukkan bukti sayangnya Allah kepada kita.
Perhatikanlah firman-Nya."Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan,Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:"Inna lillahi wa innaa ilahi Raaji'un."(QS.Al-Baqarah[2]:155-156).
Sejalan dengan ayat diatas Allah pun mengingatkan dalam Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 35."Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebajikan sebagai suatu ujian dan kepada Kami kamu akan dikembalikan."
Menelaah kedua ayat di atas, kita mendapat suatu gambaran, selama hayat masih dikandung badan, kita tidak akan lepas dari berbagai ujian dan cobaan.Adapun bentuk ujian dan cobaan itu antara lain, kecemasan, kegelisahan serta ketakutan.
Nah, pada saat kecemasan melanda, setan segera merasuk dan menakuti pikiran kita sehingga Allah mengingatkan,"Sesungguhnya setan-setan itu hanya mempertakuti orang-orang yang dibawah pimpinanya, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku."(QS.Ali Imran[3]:175).
Kedua, tingkatkan dzikrullah.Allah berfirman dalam Al-Quran surat Ar-Rad ayat 28,"(yaitu) Orang-orang yang beriman, dan mereka meenjadi tenang dengan mengingat Allah." Manusia yang kurag berdzikir kepada Allah akan banyak mengalami kesulitan dan keresahan.Selain itu, akan menimbulkan kekerasan hati(qaswatul qalb).
Sebagaimana Allah memeringatkan dalam Al-Quran surat Al-Hadid ayat 16, "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan keadaan kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yangpanjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras.Dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang fasik."
Akhir kata, kecemasan adalah fitrah.Karena fitrah, maka dipastikan setiap orang akan mengalaminya.Jika sekarang anda tengah mengalami gejala serupa, cemas, takut, was-was, atau gelisah, maka tak ada pilihan lain, kecuali meningkatkan kesabaran dan menegakkan shalat sebagai upaya preventif dalam menanggulangi kecemasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar