06 Maret 2008

Ingat Aku, Ku Ingat Kamu

Oleh : Hj. R. Farida Fauzy

Allah SWT tidak menciptakan hamba-Nya untuk suatu kesia-siaan. Ada amanah yang harus diemban dalam menjalani kehidupan di dunia ini, utamanya menjalankan perintah-Nya agar menyembah dan beribadah kepada-Nya.

Berzikir (mengingat Allah) adalah perbuatan yang diperintahkan oleh Allah dan merupakan salah satu aktivitas ibadah untuk meraih kecintaan-Nya. Dengan berzikir, cahaya petunjuk Allah akan selalu menyertai kehidupan.

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dan Dia-lah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang), dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman." (QS. Al Ahzab (33):41-43)

Dzikrullah, mengingat Allah, menyebut nama-Nya, mengakui keberadaan-Nya, merasakan kenikmatan yang dianugerahkan-Nya, tertunduk dihadapan-Nya, memuji-Nya, mengagungkan-Nya, adalah salah satu jalan untuk menuju kepada Allah, jalan untuk mendekat kepada-Nya, jalan untuk diingat oleh-Nya. "Ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu ..." (QS. Al Baqarah (2):152)

Tentunya bila Allah ingat kepada kita, manfaat yang sangat besar akan kita rasakan. Mengingat Allah dan merasa dekat dengan-Nya, akan menjadikan diri kita dapat merasakan limpahan kasih sayang-Nya, dapat merasakan pertolongan-Nya, dapat merasakan kehebatan kekuasaan-Nya, dapat pula merasakan keindahan dan nikmatnya kehidupan dalam pengaturan-Nya.

Dan betapa indah janji Allah bagi hamba-Nya yang mau mengingat dan mendekat kepada-Nya. Sebagaimana disebutkan di dalam kitab Ash-Shahihain, sebuah hadis dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, "Allah berfirman, "Aku menurut prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku. Dan jika ia mengingat-Ku dalam jiwanya, maka Aku pun megingatnya di dalam Dzat-Ku. Dan jika ia mengingat-Ku di tengah orang banyak, maka akan Aku ingat ia di tengah kerumunan orang yang lebih baik darinya. Jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, Aku pun akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku pun mendekat kepadanya satu depa. Dan jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku pun akan datang kepadanya dengan berlari cepat."

Dengan berzikir kehidupan dapat dijalani dengan lebih nikmat, bukan dalam kegelapan yang tanpa arah. Segala permasalahan dapat dihadapi dengan penuh kesabaran, tidak lagi menjadikan kegelisahan atau keputusasaan, melainkan akan menjadi jalan untuk dapat mengingat Allah dan berusaha mendekat kepada-Nya.

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya..." (QS Al Maidah 5:35)

Dengan zikir dan doa, optimisme lahir, dengan itu pula sering kali menjadi jalan bagi seseorang mendapati ketenangan dan kedamaian, sirna kegelisahan, dada terasa lapang, pikiran menjadi terang. Indahnya kehidupan akan dapat dirasakan, bila senantiasa hidup ini diiringkan dengan banyak mengingat Allah. "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" (QS. Ar-Rad (13):28)

Sebagai ilustrasi, bila kita menjadi seorang anak yang selalu mengingat dan memperhatikan orang tua, niscaya orang tua kita pun akan selalu teringat kepada kita. Mereka akan selalu membela, menyayangi dan tidak akan pernah rela membiarkan anaknya menderita.

Allah SWT adalah yang kasih sayang-Nya begitu hebat melebihi kasih sayang orang tua pada anaknya. Tentunya kepada hamba yang selalu mengingat dan mematuhi aturan yang ditetapkan-Nya, Dia akan selalu menganugerahkan rahmat dan maghfirah-Nya. Rasulullah saw., bersabda, "Perbanyaklah mengingat Allah dalam segala hal. Sebab tidak ada perbuatan yang sangat disenangi Allah dan dapat menyelamatkan seorang hamba dari kejahatan dunia dan akhirat selain banyak berzikir kepada Allah."

Dzikrullah, tidak terbatas hanya dalam ibadah khusus ritual saja. Namun ia mencakup pula seluruh aktivitas yang berhubungan dengan makhluk ciptaan-Nya. Merasakan dinginnya setetes embun di pagi hari, melihat indahnya bunga yang berwarna warni, mendengar kicau burung dan gemericiknya air. Semua itu dapat menjadi sarana untuk dapat mengingat Allah Sang Pencipta dan Penguasa alam.

Tidak dapat diragukan lagi, menyadari hal-hal tersebut merupakan salah satu bentuk dan cara berzikir yang diajarkan oleh Alquran. Seperti halnya di dalam surat Ar-Rahman (55) berulang-ulang Allah menggugah hati manusia untuk mengingat nikmat-nikmat-Nya yang terbentang di alam raya, di samping mengingatkan janji dan ancaman-Nya.

Dalam sebuah hadis diberitakan, bahwa ada seseorang yang mengadu kepada Rasulullah saw., "Ya Rasulullah, sesungguhnya pintu kebaikan itu amatlah banyak. Saya tidak mampu melakukan semuanya. Beritahukanlah kepadaku sesuatu yang dapat saya pegang teguh. Saya mohon jangan terlalu banyak hingga memberatkanku dan menjadikan aku mudah melupakannya." Kemudian Rasulullah saw. menjawab,"Senantiasalah engkau menjaga lidahmu basah karena mengingat Allah." (H.R. at-Tirmidzi, Ahmad, Al Hakim dan Baihaqi)

Di lain kesempatan Rasulullah saw. pernah berpesan, "Janganlah banyak berbicara tanpa mengingat Allah, karena bicara tanpa mengingat Allah akan mengakibatkan hati menjadi keras; dan sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah adalah yang berhati keras."

Dalam hadits Qudsi ditegaskan: "Barang siapa yang lebih sibuk berzikir kepada-Ku daripada berdoa, maka Aku pasti memberikan kepadanya yang lebih utama daripada yang diberikan kepada orang-orang yang meminta."

Wallahu alam bish-showab.

Penulis, pengasuh Majelis Dzikir Al Farras Bandung.

Tidak ada komentar: